Rabu, 04 April 2012

TEORI DALAM KEPEMIMPINAN

Semua orang Indonesia tidak akan pernah lupa dengan sosok Soekarno. Bapak bangsa, sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Soekarno, atau lebih akrabnya disapa Bung Karno merupakan putra bangsa yang kenyang mengenyam asam garam di Negeri ini. beliau dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur tanggal 6 Juni 1901. Bung Karno pertama kali sekolah di Inlandshe School, Tulung Agung, lalu dilanjutkan ke Euoropese Lagere School, Mojokerto. Masa SMA-nya dihabiskan di Hogere Burger School, Surabaya. Sedangkan gelar Insinyur diperolehnya di Technische Hogere School, Bandung -cikal bakal Institut Teknologi Bandung sekarang.
Dari rekam sejarah pendidikannya tersebut dapat dilihat bahwa beliau benar-benar produk dalam negeri. Barangkali karena “Darah murni” Indonesia inilah yang menyebabkan beliau begitu mengenal karakter dan masyarakat Indonesia. Terbukti, beliau berhasil menggali dasar Negara, yaitu Pancasila yang merupakan ekstaksi dari kearifan budaya bangsa Indonesia. Pancasila ini berisi asas-asas luhur dari masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun.
Bung Karno, begitu menekankan pentingnya Nasionalisme (paham Kebangsaan) Indonesia. Dalam pergerakan politiknya sejak muda hingga beliau memimpin Negara republik Indonesia, nilai-nilai Nasionalisme ini begitu dikedepankan. Beliau bersama tokoh pergerakan lain menyadari bahwa perjuangan meraih kemerdekaan tidak akan mencapai hasil tanpa kesatuan perjuangan dari seluruh masyarakat Indonesia. Beliau tahu bahwa Nasionalime Indonesia lah yang mampu mempersatukan masyarakat Indonesia yang begitu heterogen, terdiri dari banyak suku bangsa dan bahasa, dengan latar belakang budayanya masing-masing.
~ PRESTASI/PENCAPAIAN SOEKARNO SAAT MENJABAT SEBAGAI PRESIDEN INDONESIA
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mengangkat harga diri bangsa di dunia Internasional
“Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia”. Ini adalah jargon yang dulu dikatakan oleh Bung Karno. Beliau benar-benar mengguncang dunia bersama pemuda-pemuda Indonesia yang lain. Nefo (new emerging forces), Gerakan Non Blok, KTT Asia-Afrika, dan politik luar negeri bebas-aktif adalah sedikit buktinya.
Setelah beliau menjadi Presiden Republik Indonesia, Nilai-nilai Nasionalisme tetap menjadi roh utama tujuan pemerintahannya. Salah satu faktor pentingnya yaitu dengan mengangkat harga diri bangsa di dunia Internasional. Beliau sangat sensitif dan reaktif jika Bangsa Indonesia diremehkan. Beliau membangun angkatan bersenjata yang kuat. Mempelopori banyak hal terkait isu “membangun dunia baru yang lebih adil dan merata”. Sepak terjangnya di dunia Internasional digoreskan dengan tinta emas, dan diingat lawan maupun kawan sebagai sebuah pencapaian yang luar biasa.Gerakan Non blok yang ketika itu menjadi kekuatan baru yang netral dalam percaturan politik internasional adalah salah satu yang beliau pelopori bersama Sri Pandit Jawaharlal Nehru (India), Joseph Bros tito (Yugoslavia), dan Gamal Abdul Nasser (Mesir). Selain itu beliau juga memiliki komitmen yang kuat terhadap isu perdamaian dunia. Beliau merangsang kemerdekaan bagi negara-negara di dunia ketiga. Salah satunya yang cukup monumental yaitu KTT Asia-Afrika pertama yang dilaksanakan pada tanggal 18 April-24 April 1955 di Bandung. Tidak hanya dibidang politik, tingginya harkat dan martabat bangsa Indonesia juga merambah di dunia militer, pendidikan, dll. Sampai sekarang, nama Bung Karno masih disegani oleh Negara-negara lain, baik yang ketika itu berkawan, ataupun yang berseberangan dengannya.
Beliau percaya, Kemajuan Indonesia harus diikuti oleh pembentukan karakter bangsa yang kuat. Melalui penanaman bibit Nasionalisme Indonesia, Bung Karno mengharapkan terbentuknya Bangsa Indonesia yang Berkarakter, berdikari, dengan latar belakang budaya yang kaya sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Memperkuat KeIndonesiaan di dalam negeri
Benih nasionalisme yang beliau tanam, terbalut dalam bingkai revolusi. Beliau percaya, bahwa perjuangan sesungguhnya sebagai bangsa tidak berhenti setelah Indonesia merdeka. Perjuangan sesungguhnya malah baru dimulai. Perjuangan mengisi kemerdekaan. Oleh sebab itulah, beliau selalu mengatakan bahwa Revolusi Indonesia belum selesai. Perjuangan yang begitu berat justru adalah membentuk karakter bangsa yang kuat, membangun kesadaran masyarakat sebagai bangsa Indonesia bukanlah urusan yang gampang. Masyarakat kita yang sangat heterogen rentan terhadap gesekan, baik horisontal maupun vertikal.
Untuk mewujudkan ambisinya tentang keindonesian itu, beliau memompa semangat nasionalisme bangsa. Beliau mengedepankan kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi dan kaya sebagai pemersatu. Kebhinekaan (keberagaman-perbedaan) yang berpotensi gesekan ras dialihkan menjadi suatu kekuatan. Beliau selalu membawa budaya Indonesia
Proklamator Kemerdekaan Indonesia Soekarno, tidak hanya dibanggakan bangsa ini tetapi juga dihormati dunia Internasional. Pada Jamannya peranan, keberanian dan kehebatan Soekarno sangat disegani dan dihormati pemimpin bangsa lain. Berbagai penghargaan dan 26 penghargaan Honoris Causa didapatkannya dari berbagai negara
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar
Yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
~ Gaya kepemimpinan Soekarno
Melihat bagaimana seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan. Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno memiliki beberapa sifat kepemimpinan yang dibutuhkan oleh pemimpin yang mandiri diantaranya:
kepemimpinan yang transformatif
Beliau mampu mendorong dan menggerakkan rakyat guna memanfaatkan potensi dan kapabilitasnya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang tidak banyak berkeluh kesah, melainkan kepemimpinan yang memiliki daya juang dan motivasi tinggi. Sehingga kepemimpinanya mampu memotivasi dan menginspirasi bangsanya.
kepemimpinan visioner
Soekarno adalah pemimpin yang visioner yaitu kepemimpinan yang mampu melihat gambaran masa depan. Gambaran masa depan itu adalah cita-cita yang ingin dituju. Dengan visi itu, Beliau dapat mengarahkan dan mengerahkan segala kemampuan (capability) bangsa untuk mewujudkan visi tersebut. Kepemimpinan yang visioner adalah kepemimpinan yang mengetahui arah bangsa dalam setiap kecenderungan dan perubahan zaman.
kepemimpinan yang kuat (strong leadership)
Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang tegas, jelas, berkarakter, yang menyatukan perkatan dengan perbuataan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar yang besar harus memiliki kepastian. Kepastian itu bisa berupa kepastian tentang arah program dan kebijakan, serta kepastian keadilan dan hukum, maupun kepastian akses mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak.
kepemimpinan nasional-kerakyatan
Kepemimpinan nasional kerakyatan adalah kepemimpinan yang memiliki sensitivitas kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan nasional dan rakyat. Sehingga kebijakan politik atau ekonomi dari kepemimpinan haruslah bermuara dan berorientasi pada kepentingan nasional dan masyarakatnya.
Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang diterapkannnya jelas menunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang demokratis dengan  mengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku,agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada legislative pada saat itu. Soekarno juga tipe pemimpin yang  Sebagai seorang pemimpin sejati Soekarno mampu membawa arah perjuangan tetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat dijadikan contoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kilonial, beliau tetap tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh kemerdekaannya.
Kesimpulan:jadi teori kepemimpinan  yang diterapkan oleh  Ir.Soekarno adalah  teori sifat dan situasional


Sumber :
oemahmatematika.com
www.scribd.com
politik.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar